Gol Bunuh Diri Terbanyak Di Dunia

Gol Bunuh Diri Terbanyak Di Dunia

Manchester - Setidaknya ada 8 pemain dengan pemegang rekor gol bunuh diri terbanyak di Liga Inggris. Jangan kaget, ada nama-nama legenda Liverpool dan Manchester United!

Gol bunuh diri terbanyak per pertandingan per pemain

Statistik ini menampilkan pemain mana di dalam liga yang berhasil menggagalkan gol bunuh diri hanya dalam satu pertandingan. Tanggal, pertandingan dan hasil akhir akan ditampilkan. Hanya pemain yang mencetak lebih dari satu gol bunuh diri dalam satu pertandingan yang ditampilkan.

Dalam sebuah pertandingan sepak bola, gol bunuh diri menjadi salah satu momen yang paling merugikan. Tidak hanya ketinggalan skor, tetapi juga jadi titik perubahan permainan secara keseluruhan.

Contohnya, saat Portugal alami kekalahan 4-2 dari Jerman di Piala Eropa 2020, di mana dua gol disebabkan oleh gol bunuh diri. Dalam sejarahnya, beberapa pemain pernah melakukan gol bunuh diri berkali-kali, dan berikut ini 5 pemain top dengan jumlah gol bunuh diri terbanyak di Eropa.

Jamie Carragher adalah legenda Liverpool yang menghabiskan 17 tahun kariernya di Anfield. Prestasi terbaiknya tentu adalah ketika membawa Liverpool meraih gelar Liga Champions 2005, dan dia pun didapuk jadi pemain terbaik The Reds pada tahun tersebut. Meski demikian, dia memiliki catatan yang lebih menarik sepanjang kariernya di Premier League.

Carragher telah tampil dalam 508 pertandingan, tetapi lebih banyak melahirkan gol bunuh diri daripada gol ke gawang lawan. Dia mencetak 7 gol bunuh diri dan hanya mencetak 3 gol ke gawang lawan.

Veteran Italia Francesco Morini adalah salah satu bek yang paling ditakuti pada masanya di era 80-an. Dia memiliki karier yang cemerlang di Serie A, bermain untuk Sampdoria dan Juventus.

Namun, bek tengah itu juga memiliki catatan merah dengan mencetak 7 gol bunuh diri dari 380 penampilan. Menariknya, dia tidak pernah secara resmi mencetak gol untuk tim mana pun selama kariernya.

Namun, setelah karirnya yang sukses, Morini mengambil peran sebagai Direktur Olahraga di Juventus. Ketika masih menjadi pemain, dia sukses persembahkan 5 gelar Serie A bagi Juventus.

Baca Juga: Piala Eropa 2020 Pecahkan Rekor Gol Bunuh Diri

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Legenda Italia lain yang masuk dalam daftar ini adalah Franco Baresi. Bek legendaris itu menghabiskan 20 tahun kariernya di AC Milan setelah lulus dari akademi muda mereka. Sementara ia berhasil mencetak 16 gol untuk Rossoneri, ia juga mencetak 8 gol bunuh diri.

Baresi bagaimanapun, adalah salah satu bek terbaik dalam sejarah sepak bola Italia. Selain memenangkan Ballon d'Or pada tahun 1989, ia juga memenangkan setiap gelar yang mungkin untuk Milan selama waktunya. Di panggung internasional juga, Baresi membawa Italia menjadi juara Piala Dunia FIFA pada tahun 1982.

Bersama Baresi, mantan bintang Inter Milan, Riccardo Ferri, memegang rekor gol bunuh diri terbanyak dalam sejarah Serie A. Ferri adalah salah satu pemain penting Nerazzurri di tahun 1980-an.

Dia sukses persembahkan 1 Scudetto dan 2 Piala UEFA selama 13 tahun membela Nerazzurri. Ferri juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Inter pada tahun 1988. Dalam lebih dari 290 penampilan untuk klub, sang bek mencetak 8 gol dan 8 gol bunuh diri.

Richard Dunne merupakan veteran Premier League yang telah menjalani 400 lebih penampilan untuk beberapa tim seperti Everton, Queens Park Rangers dan Aston Villa. Namun, ketika membela Manchester City-lah namanya mulai sangat dikenal fans. Dia adalah Pemain Terbaik City selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2005 hingga 2008.

Meski demikian, dia memiliki catatan rekor merah sepanjang kariernya di Premier League. Dia merupakan pemain dengan kartu merah terbanyak bersama bersama Patrick Vieira dan Duncan Ferguson sebanyak 8 kartu. Selain itu, bek tersebut mencetak 10 gol bunuh diri yang selama kariernya.

Sepak bola adalah olahraga yang penuh dengan drama. Hal inilah yang membuatnya semakin menarik di lapangan. Gol bunuh diri adalah salah satu drama yang kerap menjadi mimpi buruk bagi seorang pemain. Tidak hanya merubah permainan, tetapi menjatuhkan mental juga.

Baca Juga: Kisah Andres Escobar, Petaka Muncul Setelah Melakukan Gol Bunuh Diri!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Pemain bertahan Denmark, Simon Kjaer (kiri), salah mengantisipasi bola sehingga menyebabkan gol bunuh diri saat bertanding melawan Inggris. Gol di menit ke-39 tersebut membuat kedudukan berubah menjadi satu sama.

Saban  ada kejuaraan besar sepak bola,  pikiran saya  resah dengan istilah “gol bunuh diri” dari mulut penyiar televisi maupun tangan wartawan surat kabar. Mengapa istilah “bunuh diri” digunakan untuk menyebut gol dari seorang pemain gagal  menghalau bola agar tidak masuk ke gawang timnya?

Sulit menerima bahwa kapten kesebelasan Denmark, Simon Kjaer,  “bunuh diri” ketika  mati-matian ingin menyelamatkan gawangnya dari bola umpan deras Bukayo Saka  yang akan disergap Raheem Sterling dalam semifinal Piala Eropa,  8 Juli 2021. Usaha mati-matian Simon Kjaer  tak berhasil. Bola yang dihalau justru masuk ke gawangnya sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunuh diri berarti ‘sengaja mematikan diri sendiri’. Kesengajaan adalah faktor terpenting dalam tindak bunuh diri. Bila  tak ada kesengajaan, sebuah tindakan tak bisa disebut bunuh diri. Sangat jelas bahwa dalam gol-gol  Piala Eropa 2020 yang disebut “gol bunuh diri” itu sama sekali tak ada unsur sengaja dari Kjaer, Dubravka, Merih Demiral, Mats Hummmel, Raphael Guerreiro, Ruben Dias, Pedri, Denis Zakaria, Juraj Kucka, Wojciech Szczesny, dan Lukas Hradecky untuk memasukkan bola ke gawang mereka. Tak  tepat menyebutnya “gol bunuh diri”.

Usul saya istilah “gol bunuh diri” tidak dipakai untuk menyebut gol-gol seperti di atas. Dicari saja istilah yang tepat, misalnya “gol sendiri” (own goal) seperti digunakan dalam bahasa Inggris.  Di samping itu, seyogianya istilah “bunuh diri” sesedikit mungkin digunakan dalam ujaran karena tindakan bunuh diri memang dilarang secara moral. Semakin jarang digunakan di dalam ujaran, diharapkan tindakan bunuh diri juga tak akan muncul dalam khayalan dan pikiran orang.

Tambahan pula, menggunakan istilah “gol bunuh diri” akan mengingatkan dosa lama  persepakbolaan Indonesia yang pernah dinodai oleh gol-gol yang sungguh-sungguh “bunuh diri” karena para pemain dengan sengaja memasukkan bola ke gawang tim mereka sendiri. Dalam  pertandingan  “sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan  PSIS Semarang pada 2014,  lima  gol disarangkan oleh  pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang ke gawang mereka sendiri. Akibatnya PSSI diganjar hukuman oleh FIFA berupa larangan  menyelenggarakan kompetisi dalam kurun 2015 – 2016.

Lebih memalukan lagi kasus Piala Tiger 1998 pada pertandingan  Indonesia melawan Thailand. Demi mengejar posisi juara kedua  untuk menghindari pertandingan melawan tim Vietnam, pemain Indonesia, Mursyid Effendi,  sengaja memasukkan bola ke gawang Indonesia sendiri, sementara pemain Indonesia lainnya, Kurnia Sandi, diam saja dan tak berusaha menyelamatkan gawangnya. Mursyid Effendi diganjar larangan bermain seumur hidup dan denda uang.

Semoga dengan mengganti istilah “gol bunuh diri,” tindakan tercela melakukan “gol bunuh diri” yang mencederai sportivitas dalam sepak bola juga hilang. Begitu pula tindakan bunuh diri yang dilarang secara moral itu.

Phil Jagielka pernah mampu mencetak gol luar biasa dari jarak 30 yard di Anfield dalam derbi Merseyside. Tapi sayangnya ia mencetak satu gol ke gawangnya sendiri, yang kemudian bertambah.

Mantan pemain Everton ini mencetak tujuh gol bunuh diri selama kariernya, dengan yang terakhir terjadi saat melawan Leeds United pada April 2021 saat dia bermain untuk Sheffield United.

Meski melakukan gol bunuh diri tersebut, Jagielka gagal mencatatkan rekor sebagai pemain tertua dalam sejarah Premier League yang mencetak gol bunuh diri. Sebab, Stuart Pearce masih mempertahankan rekor tersebut dengan selisih waktu 23 hari.

Liputan6.com, Jakarta - Lima hari usai Kolombia tersingkir dari Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, atau 2 Juli 1994, Andres Escobar mengunjungi sebuah kelab malam di Kota Medellin bersama rekan-rekannya. Di dalam, Escobar terlibat pertengkaran kecil. Jadilah Escobar memutuskan untuk pulang seorang diri.

Tak pernah terlintas firasat buruk dalam diri Escobar, meski gol bunuh dirinya di Piala Dunia 1994 berujung dengan tersingkirnya Kolombia di fase grup.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 dini hari waktu setempat ketika Escobar kembali ke dalam mobil. Tidak lama berselang, tiga orang tak dikenal menghampirinya.

Tiba-tiba saja seorang dari mereka menembaki Escobar membabi buta. Sebelum menembak, ketiganya mengucapkan "Thanks for the own-goal, hijueputa!" yang berarti terima kasih atas gol bunuh diri-mu, anak pelacur."

Di setiap peluru yang ditembak, ketiganya juga berteriak "gol" khas komentator sepak bola Amerika Latin. Tubuh Escobar bersimbah darah setelah diberondong tiga tembakan dari jarak dekat.

Setelah menembaki Escobar, ketiga pelaku melarikan diri menggunakan mobil pick up. Tidak sampai satu jam, atau 45 menit kemudian, Escobar tewas dengan cara yang mengenaskan.

Malam hari setelah kejadian, kepolisian berhasil menangkap pembunuh Escobar. Dia adalah Humberto Munoz. Dia merupakan kaki tangan kartel narkoba.

Munoz bukan dalang utama di balik pembunuhan Escobar. Dia diperintah Santiago Gallon untuk menghabisi nyawa Escobar. Gallon merupakan bos kartel narkoba yang dendam dengan Escobar karena kalah taruhan di Piala Dunia 1994.

tirto.id - Hasil pertandingan pembuka Grup B Piala Dunia 2018 antara Maroko vs Iran berakhir 0-1. Gol semata wayang Aziz Bouhaddouz di penghujung babak kedua sekaligus menjadi gol bunuh diri pertama di Rusia 2018.

Kendati Maroko tampil lebih dominan pada menit-menit awal, ketatnya pertahanan Iran berhasil memaksa skor berkesudahan imbang tanpa gol hingga turun minum. Di sepanjang 45 menit tersebut, penguasaan bola Maroko mencapai 63% sedangkan Iran hanya 37%.

Sedianya, Maroko dan Iran saling menekan di paruh pertama. Masing-masing tim berbalas serangan dengan sembilan tembakan. Serangan Maroko disusun lewat dominasi penguasaan bola, sedangkan Iran lebih banyak mencari kesempatan melalui serangan balik.

Pada menit ke-19, Maroko mendulang peluang emas. Serangan tim berjuluk Singa Atlas ini menghasilkan kemelut di depan gawang Iran. Namun, ketatnya pertahanan dan kesigapan kiper Beiranvand menghalau sepakan Benatia, membuat kerja keras Maroko sia-sia.

Iran ganti mendapat kans lewat skema serangan balik dua menit jelang babak pertama usai. Usai mengecoh bek Maroko, Sardar Azmoun berhasil melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti. Sayangnya, tembakan tersebut mampu digagalkan oleh kiper Maroko, Mohamedi. Kemudian, bola muntah disambar Jahanbakhsh, tapi kembali berhasil diblok pemain Singa Atlas.

Di babak kedua, kedua tim mengendurkan intensitas serangan. Maroko kembali melanjutkan dominasinya namun kesulitan menembus pertahanan Iran. Maroko baru mendapat peluang emas pada menit 80. Sepakan first-time Hakim Ziyech dari luar kotak penalti meluncur deras ke sisi kanan gawang Iran. Namun, kiper Beiranvand cukup sigap menyelamatkan gawangnya.

Pada menit ke-90+5 akhirnya kebuntuan pecah. Bermula dari set piece Ehsan Haji Safi, Aziz Bouhaddouz yang berusaha memotong bola dengan sundulan, justru meneruskan si kulit bundar ke gawang sendiri. Tak lama setelah itu, wasit menyudahi babak kedua. Skor 0-1 sekaligus memupus harapan Maroko untuk mengamankan satu poin.

Kendati Iran keluar sebagai pemenang, Maroko tampil lebih dominan dengan 12 tembakan. Meski demikian, lini pertahanan Iran tampil disiplin. Singa Persia mencatatkan lima blok, 20 tekel, 22 sapuan, dan 13 intersep. Serangan balik yang dilakukan Iran pun cukup efektif dengan menghasilkan sembilan tembakan.

Selama sejarah turnamen sepak bola empat tahunan ini digelar, total ada 42 gol bunuh diri yang tercipta. Gol bunuh diri pertama di Piala Dunia dicetak oleh pemain Meksiko, Manuel Rosas pada laga Meksiko vs Chile di Piala Dunia 1930.

Gol tersebut juga memecahkan rekor gol bunuh diri pada menit paling akhir waktu normal sepanjang gelaran Piala Dunia. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Joseph Yobo, yang mencetak gol bunuh diri pada menit ke-90+2 pada pertandingan Nigeria vs Prancis di Piala Dunia edisi 2014 Brasil.

Kekalahan Maroko membuat Singa Atlas terlempar ke posisi juru kunci Grup B. Selain itu, hasil tersebut sekaligus memutus tren 18 pertandingan tanpa kekalahan skuat asuhan Harvard Rene.

Kemenangan Iran untuk sementara membuat mereka memimpin klasemen Grup B. Sedangkan dua tim lain, yakni Portugal dan Spanyol, hingga artikel ini ditulis belum bertanding yang dijadwalkan berlaga pada Sabtu (16/6/2018) pukul 01.00 WIB.

Penulis: Ikhsan Abdul HakimEditor: Ikhsan Abdul Hakim